Minggu, 18 November 2012

Kesenian Betawi

 Gambang Kromong Betawi
Keroncong Tugu Betawi 

Lenong Betawi

Ondel-Ondel

Orkes Gambus Betawi

Tanjidor Betawi
Orkes Samrah Betawi

Rebana Betawi

Tari Silat

Tari Topeng 

Wayang Kulit Betawi




Sabtu, 17 November 2012

kesenian betawi



Keberadaan budaya Betawi, termasuk kesenian tradisionalnya dalam beragam bentuk seperti tari-tarian, teater, nyanyian, musik, dan sebagainya, merupakan aset wisata yang eksotik. Sudah sepatutnya berkembang sebagaimana kesenian tradisional dari etnis lain.

Tak sedikit tim kesenian dari Indonesia yang diwakili Betawi pentas keliling dunia, mendapat sambutan luar biasa di berbagai manca negara. Sementara di Tanah Airnya sendiri seolah kurang mendapat tempat. Bahkan regenerasinya pun acap mengalami kendala.


Saat ditemui di kediamannya, kawasan Cipayung Jakarta, Mpok Nori, salah seorang generasi senior kesenian tradisional Betawi, mengungkapkan bahwa saat ini kesenian yang digelutinya tak sepopuler tahun 70-80-an saat keemasan karirnya.


Kendalanya, selain besarnya pengaruh globalisasi, generasi muda Betawi juga sangat sedikit yang mau mempelajari sekaligus meneruskan kesenian tradisi mereka.


Nah, supaya kita lebih mengenal apa saja budaya Betawi dalam bentuk kesenian tradisional tersebut? Nyok kite kenal lebih jauh…



                                                      Ondel-Ondel Betawi


Entah mengapa diberi nama Ondel-ondel. Yang pasti, setiap ada gelaran hajatan di kalangan warga Betawi, arak-arakan ondel-ondel seperti tak pernah ketinggalan. Baik hajatan besar maupun sekedar pesta sunat anak.


Boneka besar setinggi sekitar 2 meter tersebut memang dipercaya sebagai simbol nenek moyang yang menjaga anak-cucunya yang masih hidup. Dengan kata lain, ondel-ondel juga dipercaya untuk mengusir roh jahat setiap ada hajatan. Bagian wajah berupa topeng (disebut kedok), sementara rambut kepalanya dibuat dari ijuk. Wajah ondel-ondel laki-laki dicat warna merah, sedangkan yang perempuan dicat dengan warna putih.


Keberadaan ondel-ondel yang kerangkanya dibuat dari bambu itu saat ini sudah mulai bergeser. Kadang hanya digunakan sebagai pajangan di kantor-kantor, hotel-hotel, atau tempat-tempat umum setiap bulan Juli tiba.



    Gambang Kromong Betawi



Setiap mendengar gambang kromong ingatan kita langsung tertuju pada musik khas Betawi. Tapi sejarah musik ini awalnya dipengaruhi beberapa unsur musik Cina, yaitu dengan digunakannya alat musik gesek berupa kongahyan, tehyan, dan skong.


Sementara alat musik asli pribumi dalam gambang kromong berupa gambang, kromong, kemor, kecrek, gendang kempul dan gong. Awal mula terbentuknya orkes gambang kromong tidak lepas dari seorang pimpinan golongan Cina yang bernama Nie Hu-kong.


Tak heran, sebuah grup gambang kerap memainkan lagu-lagu Cina yang biasanya dibawakan secara instrumental. Konon, sekitar abad ke-delapan belas warga Batavia (Jakarta) sangat menyukai permainan musik, lantaran itulah tidak sedikit peranakan Tionghoa yang menggabungkan permainan bermacam-macam alat musik dikolaborasikan dengan tari-tarian cokek.


                                                 Lenong Betawi

Lenong adalah teater rakyat khas Betawi yang dikenal sejak tahun 1920-an. Sejak awal keberadaannya, diiringi dengan musik gambang kromong. Dalam dua Lenong dikenal dua jenis cerita yaitu Lenong Denes (bercerita tentang kerajaan atau kaum bangsawan) sementara Lenong Preman berkisah tentang kehidupan rakyat sehari-hari ataupun dunia jagoan.


Lenong Denes sendiri adalah perkembangan dari bermacam bentuk teater rakyat Betawi yang sudah punah, seperti wayang sumedar, wayang senggol ataupun wayang dermuluk.


Sementara lenong preman disebut-sebut sebagai perkembangan dari wayang sironda.

Yang cukup signifikan dalam perbedaan penampilan kedua lenong tersebut, Lenong Denes umumnya menggunakan bahasa Melayu halus, sedang Lenong Preman rata-rata menggunakan bahasa Betawi sehari-hari.

Beberapa seniman Lenong Betawi terkenal yang lahir dan terkenal dari kesenian ini cukup banyak. Sebut saja H. Bokir (alm), Mpok Nori sampai Mandra. Namun tokoh dalam bidang ini siapa lagi kalau bukan H.M. Nasir T (Bang Nasir).


                                                                         TANJIDOR

Selain mendapat pengaruh dari budaya Cina, kesenian Betawi dipengaruhi oleh beragam budaya dari Eropa. Orkes Tanjidor, misalnya, mulai ada sejak abad ke-18. Konon salah seorang Gubernur Jenderal Belanda, Valckenier menggabungkan rombongan 15 orang pemain alat musik tiup Belanda dengan pemain gamelan, pesuling Cina, dan penabuh tambur Turki untuk memeriahkan pesta.


Tak heran, secara sepintas, bunyi orkes Tanjidor sangat mirip dengan lagu-lagu dalam kelompok marching band, tapi lagu-lagu barat berirama imarsi maupun wals yang dimainkan oleh para pemain tanjidor sudah sulit dilacak asal-usulnya, mengingat sejak awal keberaadannya dikembangkan sesuai selera sekaligus kemampuan ingat para juru panjaknya dari generasi ke generasi.


Sampai saat ini, Tanjidor masih ditampilkan untuk menyambut tamu, memeriahkan arak-arakan atau mengiringi pengantin. Namun dalam perayaan HUT Jakarta biasanya ditampilkan sebagai salah satu peserta festival. Menyebut Tanjidor, tampaknya identik dengan tokohnya, Marta Nya’at.


                                                                   KERONCONG TUGU 

Pernah dengar keroncong tugu? Ini adalah musik Betawi yang banyak mendapat pengaruh dari budaya Barat khususnya dari Eropa Selatan. Sejak abad ke-18 musik ini berkembang di kalangan warga Tugu, mereka adalah masyarakat Jakarta keturunan Mardijkers atau bekas anggota tentara Portugis yang dibebasin dari tawanan Belanda. Setelah memeluk agama Kristen, mereka ditempatkan di Kampung Tugu, yang saat ini masuk wilayah Kecamatan Koja Jakarta Utara. Di kampung tersebut, terdapat gereja yang dibangun tahun 1600-an.


Musik keroncong tugu sendiri biasanya dibawakan oleh warga Tugu sejak tahun 1600-an setiap malam bulan purnama, sambil bergerombol menikmati malam bulan purnama di pinggir sungai, ataupun dibawakan untuk mengiringi lagu-lagu gereja dalam acara kebaktian. Alat-alat musik keroncong tugu sejak awal dilahirkan terdiri dari keroncong, biola, ukulele, banjo, gitar, rebana, kempul dan selo.


                                                                     ORKES GAMBUS


Budaya Timur Tengah ternyata juga memiliki pengaruh kuat dalam khasanah Betawi, hal ini terbukti bahkan sampai saat ini di seantero Jakarta terdapat puluhan grup orkes gambus. Orkes ini biasanya ditampilkan di acara pesta perkawinan untuk mengiringi para penyanyi gambus baik laki maupun perempuan. Mereka biasanya membawakan lagu-lagu gambus dengan lirik religius maupun lagu-lagu cinta berbahasa Arab.


Agar lebih semarak, saat musik gambus sedang dimainkan, biasanya ada beberapa penari zapin yang terdiri dari beberapa orang laki-laki. Walaupun dalam perkembangannya, terkadang juga melibatkan beberapa penari perut (belly dancer) perempuan sebagai daya tarik. Mungkin lantaran grup musik gambus selalu identik dengan pesta pernikahan warga etnis Betawi, grup musik gambus masih tumbuh subur di Jakarta, lantaran peminatnya masih saja ada.


Bahkan beberapa artis gambus kerap lahir lantaran jam terbangnya dari pesta ke pesta cukup/sangat tinggi. Salah seorang tokoh musik gambus di Jakarta, Munif Bahaswan, mengakui, dibanding musik dangdut, musik gambus kurang diminati di luar etnis Betawi, Arab dan India.


                                                                          REBANA


Selain musik gambus, masih ada musik Betawi yang dipengaruhi budaya Timur Tengah. Musik rebana misalnya, adalah musik khas Betawi yang bernafaskan Islam. Macam musik rebana sendiri demikian banyak, digolongkan sesuai alat musik maupun syair-syair yang dibawakan oleh para pemain musiknya.


Jenis-jenis musik rebana, misalnya rebana ketimpring, rebana ngarak, rebana dor juga rebana biang. Biasanya, musik rebana (khususnya rebana biang) digunakan untuk memeriahkan pesta maupun arak-arakan. Tokoh rebana adalah H. Abdul Rahman.


                                                                     ORKES SAMRAH


Orkes samrah adalah kesenian Betawi dalam bentuk orkes yang mendapat pengaruh suku Melayu. Lagu-lagu yang biasa dibawakan dalam ini adalah lagu-lagu jadul (jaman dulu), seperti lagu Burung Putih, Pulo Angsa Dua, Sirih Kuning, juga lagu Cik Minah. Orkes samrah juga biasa dipakai mengiringi lagu-lagu khas Betawi semacam Kicir-kicir, Jali-jali, Lenggang Kangkung dan lain-lain.


Sementara tarian yang biasa diiringi orkes samrah disebut Tari Samrah. Biasanya, para penari samrah menari berpasang-pasangan, dengan gerakan tari bermacam-macam, yang salah satunya dipengaruhi oleh gerakan silat. Tak heran, dalam silat Betawi juga dikenal beragam gerak yang lemah gemulai. Tokoh dalam bidang musik samrah adalah Ali Sabni.


                       TARI SILAT
Tari silat adalah tarian yang keseluruhan gerakannya diambil dari gerak pencak silat. Tari ini diiringi oleh tetabuhan khusus yang disebut gendang pencak, gambang kromong, gamelan topeng dan lain-lainnya. Di kalangan masyarakat Betawi sendiri dikenal bermacam aliran silat, sebut saja aliran Kwitang, aliran Tanah Abang maupun aliran Kemayoran.


Sementara gaya dalam tari silat yang paling terkenal disebut gaya seray, gaya pecut, gaya rompas serta gaya bandul. Tari silat Betawi sendiri menunjukkan aliran atau gaya yang diikuti oleh masing-masing penari. Selain tari silat, Betawi juga memiliki banyak tari-tarian lain.


                                                                    TARI TOPENG


Tari Topeng adalah visualisasi gerak, yang dibuat nenek moyang tanpa melalui konsep. Ada pengaruh budaya Sunda, namun memiliki ciri khasnya berupa selancar. Para penarinya menggunakan topeng yang mirip dengan Topeng Banjet Karawang Jawa Barat, namun dalam topeng betawi memakai bahasa Betawi.


Dalam topeng betawi sendiri ada tiga unsur: musik, tari dan teater. Tarian dalam topeng betawi inilah yang disebut tari topeng. Salah seorang tokoh seniman Betawi yang telah mengusung aneka tari-tarian Betawi khususnya tari topeng hingga ke manca negara adalah Entong Kisam. Dirinya sudah berkeliling ke 5 benua, serta 33 negara. Negara yang paling sering ia lawati bersama grup tari topengnya adalah Perancis, Cina dan Thailand.

TOPENG BETAWI
Budaya Sunda ternyata juga mempengaruhi budaya Betawi. Salah satunya dalam kesenian Topeng Betawi, yaitu teater rakyat Betawi yang sangat digemari oleh masyarakat etnis Betawi sebab dapat digunakan untuk menyampaikan kritik sosial. Salah satu lakon topeng Betawi yang terkenal berjudul Bapak Jantuk.


Lakon ini mengandung banyak petuah seperti nasehat-nasehat tentang kehidupan berumah tangga. Dalam teater ini digunakan musik pengiring yang disebut gamelan topeng. Salah seorang tokoh budaya Betawi dalam bidang Topeng Betawi, adalah Mpok Nori. 



                                                                Wayang Betawi


Salah satu produk budaya Betawi hasil akulturasi dari budaya Jawa dan Sunda adalah wayang. Namun demikian, pengaruh Sunda lebih tampak dalam kesenian ini. Mungkin secara geografis memang lebih dekat. Misalnya dalam hal penggunaan bahasa. Dalam wayang digunakan bahasa Betawi campur Sunda.


Dalam dunia pewayangan Betawi dikenal dua jenis wayang: Wayang Kulit (dalang terkenalnya H. Surya Bonang alias Ki Dalang Bonang), serta Wayang Golek (dalang terkenalnya Tizar Purbaya). Umumnya, wayang Betawi mengambil lakon tentang kehidupan kerajaan di dunia pewayangan. Ada pula tokoh komedi Udel (persamaannya Cepot di dalam Sunda).


Musik iringan dalam wayang Betawi sama halnya dengan gamelan topeng, berupa musik gamelan Sunda campur Betawi, dengan ciri khas alat musik tehyan (sebagai ciri khas Betawi) yang disebut gamelan ajeng. 




BY                  : Nasya Latifatuzzahra
 

Mapel              : Sejarah

Sabtu, 06 Oktober 2012

Sejarah Museum Bahari



Museum Bahari menyimpan 126 koleki benda-benda sejarah kelautan. Terutama kapal dan perahu-perahu niaga tradisional. Di antara puluhan miniatur yang dipajang terdapat 19 koleksi perahu asli dan 107 buah miniatur, foto-foto dan biota laut lainnya.

Adalah bekas gudang rempah-rempah VOC Belanda, terletak di tepi Teluk Jakarta yang indah. Dahulu kala tempat itu menjadi pusat perniagaan penting. Begitu sibuknya sehingga perlu penjagaan ketat, Kapal-kapal besar dan kecil hilir-mudik mengangkut rempah-rempah, berupa cengkeh, buah pala, lada, kayu manis, kayu putih, tembakau, kopra, daun teh, biji kopi dan lain-lain diangkut ke Eropa dan beberapa negara lain di dunia.

Hasil bumi Nusantara ini menjadi monopoli komoditi penting perusahaan dagang VOC (Vereningde Indische Compagnie) Belanda. Hingga kini gudang tua itu masih bertengger dan terkesan angker. Cocok diubah fungsinya sebagai museum yang menyimpan benda-benda sejarah kelautan.


Bangunan tahun 1652

Bangunan berlantai tiga itu didirikan tahun 1652 oleh pemerintah kolonial Hindia-Belanda di Batavia. Tepatnya di jalan Pasar Ikan Jakarta Utara, menghadap Teluk Jakarta. Disebelah kanan tak jauh dari gudang induk dibangun menara. Sekarang dikenal dengan nama Menara Syahbandar dibangun tahun 1839 untuk proses administrasi keluar masuknya kapal sekaligus sebagai pusat pengawasan lautan dan daratan sekitar.

Secara signifikan gudang tersebut mengalami perubahan. Tahun perubahan itu dapat dilihat pada pintu-pintu masuk. Di antaranya tahun 1718, 1719 dan 1771. Pada masa pendudukan Jepang, tepatnya ketika perang dunia II meletus (1939-1945) gudang tersebut menjadi tempat logistik peralatan militer tentara Dai Nippon. Setelah Indonesia Merdeka difungsikan untuk gudang logistik PLN (Perusahaan Listrik Negara) dan PTT (Post Telepon dan Telegram)

Sejauh ini gudang bersejarah itu tampak lebih utuh setelah direnovasi Pemda DKI Jakarta dan diresmikan menjadi Museum Bahari pada 7 Juli 1977 oleh Ali Sadikin, yang pada waktu itu menjabat Gubernur DKI Jakarta. Di perut Museum Bahari tersimpan benda-benda sejarah berupa kapal dan perahu-perahu asli maupun miniatur. Mengingatkan kepada kita bahwa sejak jaman dahulu kala ‘nenek moyangku orang pelaut’. Ada kebanggaan ‘kebaharian’ dari bangsa pemberani di dalam mengarungi samudra luas dan ganas.


Dari perahu Bugis ke Kapal VOC


Di antara materi sejarah bahari yang dipajang antara lain perahu tradisi asli Lancang Kuning (Riau), Perahu Phinisi Bugis (Sulawesi Selatan), Jukung Karere (Irian) berukuran panjang 11 meter. Miniatur Kapal VOC Batavia, miniatur kapal latih Dewa Ruci, biota laut, foto-foto dan sebagainya. Museum ini selain sebagai pusat informasi budaya kelautan, juga menjadi tempat wisata pendidikan bagi leluhur baru yang ingin mengetahui lebih banyak mengenai sejarah kebaharian bangsa tempo dulu.

Arsitek kolonial Belanda betul-betul mempersiapkan bangunan berlantai tiga itu secara matang. Agar dapat bertahan lama terhadap gempuran badai laut tropis yang mengandung garam. Tembok sekeliling gudang sangat tebal, tiang-tiag penyangga langit-langitnya pun kokoh. Menggunakan kayu ulin (kayu besi) berukuran besar sehingga tak gampang keropos dari gangguan cuaca mau pun rayap. Tiang-tiang penyangga itu berjajar ditiap lantai ruangan yang luas lagi lebar. Bayangkan, sejak gudang itu dibangun hingga sekarang, tiang penyangganya masih kokoh. Udara ruangan pun tetap terjaga. Dengan demikian rempah-rempah yang tersimpan disitu bisa bertahan lama tak gampang membusuk. Rancangan teknis pengaturan sirkulasi udara menjadikan seluruh ruangan terasa sejuk. Sehingga rempah-rempah itu tetap segar sebelum dikirim keberbagai tempat nan jauh. Pengaturan sirkulasi udara itu diupayakan dengan menempatkan puluhan jendela berukuran besar pada tiap ruangan. Bahkan jendela-jendela lebar itu selalu terbuka siang -malam sepanjang masa.


Wisatawan Bule tundukan kepala

Yang menarik perhatian ialah pada awal diresmikannya Museum Bahari itu banyak mendapat kunjungan wisatawan. Tetapi belakangan ini tampak sepi. Angin laut dibiarkan semilir mengipasi benda-benda koleksi sejarah yang kesepian. Kalaupun ada rombongan yang menjenguk, layaknya lebih banyak dikunjungi wisawan mancanegara katimbang wisatawan lokal. Prosentasinya 65 % wisatawan mancanegara dan 35 % wisatawan lokal. Wisatawan Belanda tercatat menempati urutan teratas dalam jumlah pengunjung. Menyusul wisatawan Eropa lainnya. Jerman, Inggris, Perancis, Australia, Selebihnya bangsa-bangsa dunia lainnya termasuk Asia.

Mengapa kunjungan wisatawan Belanda lebih banyak dibandingkan wisatawan Eropa lainnya ? Ini dapat dipahami karena bangsa Belanda menyimpan hubungan emosional dengan Indonesia. Hampir 3,5 abad lamanya kolonial Belanda menduduki Nusantara. Wajar jika wisatawan Belanda yang berkunjung itu seringkali terkagum-kagum. Dari mulai opa dan oma, hingga anak cucu mereka. Terutama opa dan oma-oma Belanda yang pernah tinggal di Indonesia khususnya di Batavia.

Mereka tak hanya manggut-manggut tapi juga berdecak kagum menyaksikan bekas gudang tua yang dibangun oleh nenek moyang mereka. Bahkan tidak sedikit moyang mereka yang tutup usia dan jasadnya dimakamkan di Batavia. Seperti dapat dilihat pada kuburan Belanda di Ancol, Menteng Pulo, di Museum Wayang Jakarta Kota, Tanah Abang I, dll, menjadi saksi sejarah bahwa bangsa kulit putih yang doyan menyantap roti keju itu cukup lama tinggal di Indonesia.


Melesak 80 Cm

Faktor usia, ditambah terjangan badai tropis dan seringnya pasang air laut, menjadikan Museum Bahari (bekas gudang tua) itu makin melesak dan tenggelam sedalam 80 Cm. “Lihatlah pintu-pintu dilantai bawah. Tampak pendek karena melesak kedalam tanah urugan akibat pasang laut ditiap musim. Dahsyatnya fenomena alam yang mengirim air laut dan menggenangi seluruh areal Museum, menjadikan bekas gudang tua itu kini makin membenamkan sosoknya kedalam bumi. Kalau tidak diurug, air laut pasang akan terus menggenang”.ungkap MA Yanto, mantan Wakil Kepala Museum Bahari.

Akibat urugan tanah itulah menjadikan plafon ruang pamer di lantai bawah tampak menjadi lebih pendek mendekati lantai. Tetapi yang memprihatinkan ialah pintu masuk ruang pamer yang makin rendah itu memaksa wisatawan Eropa yang tubuhnya jangkung harus menundukan kepala saat melewati pintu masuk. Tetapi kata MA Yanto, wistawan bule itu tidak mengeluh bahkan tertawa gembira.


Pusat wisata bahari

Mimpi Pemda DKI Jakarta sejak Gubernur Sutiyoso berkuasa hingga turun panggung, gagal mengusung seputar Museum Bahari menjadi pusat wisata laut terbesar dan mewah. “Saya tidak tahu persis kenapa rencana akbar menata, meningkatkan derajat Museum Bahari dan seputar Pasar Ikan menjadi tempat wisata indah, nyaman dan menyandang fungsi ekonomi harus dibatalkan”, ungkap MA Yanto, yang waktu itu menjabat Wakil Kepala Museum Bahari, kepada wartawan.

Lebih jauh MA Yanto mengatakan, rencana tersebut sebetulnya menjadi prioritas utama bagi pengembangan wisata bahari di Teluk Jakarta. Bahkan katanya untuk menggolkan mimpi Pemda DKI Jakarta itu katanya sudah berulangkali dibicarakan dalam berbagai pertemuan para pejabat Pemda DKI Tetapi mungkin karena tidak tersedianya anggaran yang memadai dan tidak adanya investor, tidak dapat diwujudkan. Padahal Pemda DKI Jakarta waktu itu sedang giat-giatnya melaksanakan sejumlah proyek besar lainnya yang lebih bermanfaat

Bila mimpi Pemda DKI Jakarta terealisir, maka diseputar Museum Bahari akan lebih hidup. Rencananya dulu disekitar situ akan dibersihkan kemudian dirombak total. Termasuk pasar dan bangunan keong yang tampak kumuh. Sepanjang daratan di depan Museum Bahari akan digali sehingga menyatu dengan pantai laut Sunda Kelapa. Disitu wisatawan dapat menikmati perahu layar dan menghirup udara malam yang segar. Selain itu bisa menikmati hidangan khas seafood di restoran apung yang letaknya tak jauh dari Museum Bahari.



Suara Pembaruan, Minggu, 12-7-2009
- Layaknya peristiwa ulang tahun, perayaan ulang tahun ke-32 Museum Bahari pada Selasa (7/7), juga ditandai dengan acara tiup lilin. Acara itu terasa istimewa karena tiup lilin itu dilakukan bersama Deputi Gubernur Bidang Kebudayaan dan Pariwisata DKI Jakarta Aurora Tambunan, Wakil Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Tinia Budiati, Kepala UPT Museum Bahari Indonesia Gatut Dwihastoro, dan tujuh kepala museum sebelum masa kepemimpinan Gatut.

Perayaan ulang tahun itu juga ditandai dengan pemberian penghargaan kepada Gubernur ke-7 DKI Jakarta Ali Sadikin (meninggal 20 Mei 2008, Red), seminar kebaharian, lomba mengenal museum, dan pameran. Kegembiraan semakin terasa bagi staf Museum Bahari, karena gerainya keluar sebagai juara pertama dalam Batavia Art Festival 2009.

Tinia Budiati dalam sambutannya mengajak hadirin untuk lebih peduli museum. Hal itu selaras dengan program Departemen Kebudayaan dan Pariwisata yang mencanangkan tema wisata bahari untuk Tahun Kunjungan Wisata 2009. Museum Bahari, kata Tinia, menjadi bukti bahwa Indonesia tidak bisa dilepaskan dari kebaharian.

"Jangan lihat bangunan ini sebagai onggokan bangunan, tetapi jadikan tempat ini sebagai tempat belajar. Berkaitan dengan peringatan ulang tahun ini, seyogianya semangat kebaharian kita lestarikan," katanya.

Museum Bahari, sesuai fungsinya, menjadi tempat memelihara, merawat, dan menyajikan koleksi-koleksi yang berhubungan dengan kehidupan kebaharian dan kehidupan nelayan dari Sabang sampai Merauke. Lebih dari itu, museum juga seharusnya menjadi tempat rekreasi dan tempat menggali ilmu.

Gatut, dalam perbincangan terpisah, mengaku, bertekad menjawab tantangan yang disebut terakhir itu. Memang bukan perkara gampang, karena selama ini pemerintah masih melihat sebelah mata. Ia mencontohkan, Menara Syahbandar yang sudah dalam kondisi miring.

"Pengajuan anggaran konservasi dan renovasi yang diajukan, selalu mentok di tangan Dewan (DPRD, Red)," tuturnya.

Gatut menyimpan mimpi mengembangkan museum yang dipimpinnya menjadi seperti Museum Maritim di Malaka, Malaysia.

"Apalagi mereka dulu juga belajar dari sini," ia menambahkan.

Walau terkendali biaya, Gatut tidak pantang menyerah. Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang menjadi prioritas kepeduliannya adalah keniscayaan. Paling penting, menurutnya, adalah mengubah pola pikir. Siapa pun yang bekerja di lingkungan museum, seharusnya terlebih dulu mencintai pekerjaannya. Tanpa perasaan seperti itu, akan sulit mengharapkan museum secara umum bisa maju.

"Yang penting survive dulu, melalui pembenahan dan penataan. Berikutnya, mengembangkan potensi museum untuk masyarakat, bukan sekadar melalui tampilan dan dokumentasi, namun juga membuka diri, misalnya tempat ini menjadikan wadah bagi komunitas pencinta bahari untuk belajar," Gatut menjelaskan.

Salah satu yang mulai dilakukan adalah menggandeng banyak kalangan untuk menjadi mitra museum, "Apa pun istilahnya, mitra atau sahabat, yang tentunya bukan sekadar menjadikan museum objek, tetapi benar-benar rekanan, ada timbal baliknya."


Gudang VOC


Museum Bahari Indonesia terletak di Jalan Pasar Ikan 1, di kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa, di ujung utara Kota Jakarta. Gedung itu dibangun sebagai gudang penyimpanan rempah-rempah dan hasil bumi oleh Kongsi Dagang Belanda (VOC), secara bertahap sejak 1652 hingga 1759.

Pada 1976, kompleks bangunan yang terdiri atas dua bagian, sisi barat yang disebut Gudang Barat (Westzijdsch Pakhueizen) dan Gudang Timur (Oosjzijdsch Pakhuizen) itu, diserahkan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Kompleks itu diresmikan sebagai Museum Bahari pada 7 Juli 1977.

Di museum itu dipamerkan berbagai benda peninggalan VOC, foto-foto, lukisan, alat navigasi, serta benda lainnya, yang berhubungan dengan kebaharian Indonesia. Di sela-sela itu, bisa disimak model atau replika perahu mayang, perahu lancang kuning, perahu pinisi, dan kapal modern.

Pada Bangunan C, yang terletak di belakang, bisa ditemui berbagai model perahu tradisional dalam ukuran asli. Paling menarik adalah perahu Papua, yang dibuat dari kayu utuh.

Di tempat itu juga disimpan Cadik Nusantara, perahu bercadik yang dipakai Pemuda Pelopor Effendy Soleman berlayar seorang diri menempuh jarak Jakarta - Brunei Darussalam pergi-pulang. Museum Bahari menggambarkan tradisi melaut nenek moyang bangsa Indonesia dan juga pentingnya laut bagi perekonomian Indonesia dari dulu hingga kini.

Bangunan antik gedung-gedungnya kini acap dipakai sebagai lokasi pemotretan prewedding dan lokasi pengambilan gambar bagi videoklip. Gatut juga berencana untuk memaksimalkan penggunaan Bangunan B untuk keperluan pertemuan-pertemuan.

Gatut menyambut gembira rencana penataan ruang di kawasan Sunda Kelapa dalam waktu dekat. Penataan tata ruang akan memudahkan akses bagi pengunjung. [SP/Sotyati]

Gedung Museum Bahari semula adalah gudang penyimpanan rempah-rempah. VOC membangun gedung ini secara bertahap sejak 1652 hingga 1759. Pada 1976 kompleks gedung ini diserahkan kepada pemerintah DKI Jakarta yang kemudian dipersiapkan sebagai sebuah museum. Museum Bahari diresmikan pemakaiannya pada 7 Juli 1977.

Museum Bahari bertugas melestarikan, memelihara, merawat, dan menyajikan koleksi-koleksi yang berhubungan dengan kehidupan kebaharian dan kenelayanan bangsa Indonesia. Jumlah koleksinya sekitar 1835 buah.

Secara tematik, tata pamer koleksi dan informasi terbagi ke dalam sejumlah pembagian ruang, yaitu:

1. Ruang Masyarakat Nelayan Indonesia
Koleksi yang dipamerkan: miniatur kapal dan peralatan kenelayanan.

2. Ruang Teknologi Menangkap Ikan
Koleksi yang dipamerkan: pancing, bubu, dan jaring.

3. Ruang Teknologi Pembuatan Kapal Tradisional
Koleksi yang dipamerkan: teknologi dan sentra pembuatan kapal.

4. Ruang Biota Laut
Koleksi yang dipamerkan: aneka jenis ikan, kerang, tumbuhan laut, dan dugong.

5. Ruang Pelabuhan Jakarta 1800-2000 (Pusat Perdagangan Dunia)
Koleksi yang dipamerkan: artefak-artefak yang berhubungan dengan kesejarahan pelabuhan di Jakarta pada rentang tersebut, termasuk meriam, keramik, dan benteng.

6. Ruang Navigasi
Koleksi yang dipamerkan: kompas, teleskop, dan sejumlah alat bantu navigasi.

7. Pelayaran Kapal Uap Indonesia-Eropa
Koleksi yang dipamerkan: foto-foto dokumentasi mengenai pelayaran kapal uap pertama dari Eropa ke Asia.
 


BY : Nasya Latifatuzzahra 

bagian-bagian tubuh

Mata Pelajaran : IPA
Kelas                  :IV SD

1.   Tulang Hasta terdapat bagian: Tangan
2.   Sarap yang menghubungkan bagian tubuh pada sarap otak adalah: Sarap Tulang Belakang 
3.   Tulang pada rangka kepala yang dapat bergerak adalah: Tulang Rahang Bawah 
4.   Bayangan benda pada orang yang menderita kelainan mata miopi jatuh: Dibelakang Rektina 
5.   Kelainan mata berupa ketidak kemampuan untuk melihat benda yang letaknya jauh dengan jelas adalah:                 Miopi
6.   Bagian terkecil akar yang muncul di permukaan rambut dan akar permukaan pokok adalah: Akar Rambut 
7.   Jenis tumbuhan yang berakar tunggal misalnya: Mangga
8.   Hewan Pemakan daging disebut: Karnifora
9.   Hewan pemakan tumbuhan disebut: Herbifora
10. Bebek tergolong hewan pemakan: Daging / Omonifora
11. Hewan Pemakan biji-bijian adalah burung: Merpati 
12. Tumbuha jambu da kacang tanah memiliki: Akar Tunggang 
13. Kupu-Kupu,belalang,dan semut termasuk jenis golongan: Serangga
14. Hewan yang mengalami metaforfose sempurna adalah: Capung 
15. Tujuan manusia memelihara ayam karna diambil: Daging Dan Telurnya   






By          : Nasya Latifatuzzahra
Kelas      : IV